Aku bertemu denganmu ribuan malam yang lalu
Kala hari lambat melaju
Langit telihat sayu
Dan tubuhku terbujur kaku
Lenganku kebas, hanya kudengar ritma
Dari tetes infus, desah suara pompa
Tirai bergoyang lemah dan lampu malas menyala
Berdirilah kau di ujung sana
Dengan senyum terkulum dan pipi berlesung
Sang kala berlari
Sendiri
Di sudut itu kau masih berdiri
Dengan senyum terkulum dan pipi berlesung
Kesadaranku datang dan pergi
Namun engkau selalu ada menemani
Sesekali datang dan berbisik
Istirahatlah, cantik
Saat rambutku hilang helai demi helai
Dan tubuhku semakin lemah terkulai
Saat mereka semua datang dan pergi
Seakan-akan tidak peduli
Sebagian berharap aku mati
Yang lain menganggap aku memang mati
Hanya sebujur jasad menyisa
Dengan sebuah nyawa yang terlupa
Tak bisu namun tak bisa bicara
Hanya padamu lah aku bisa berkata
Aku merindukan cinta
Aku merindukan yang pernah ada
Aku merindukan yang kuharap ada
Mimpi-mimpi yang setengah nyata
Dan engkaupun berkata
Cinta ada
Tak usah kau rindu, karena di hatimu ia berlabuh
Apa yang pernah kau punya akan selalu pergi
Jadi lepaskanlah yang memang tak abadi
Tak ada yang abadi? aku bertanya
Tak ada, terkecuali kita.
Maka kita akan selalu bersama? tanyaku untuk kali kedua
Nanti di suatu masa
Kini belum saatnya
Anggaplah ini janji yang tertunda
Dan kau pergi
Bersama semua yang tadi menggerogoti
Dokter berkata ini mukjizat
Pastur berkata ini sebuah berkat
Aku berkata ini janji yang datang terlambat
Ribuan malam berlalu kembali
Yang hilang berangsur kembali
Sang kala berputar kembali
Dan engkau tak pernah kembali
Kutatap jendela, kulihat mereka tertawa
Sepasang wanita dewasa dan anak mereka
Hasil benihku dan Yosua
Yang lama pergi meninggalkan aku dan mereka
Dua gadis yang kini telah menjadi wanita
Yang hidup untuk terus membagikan cinta
Kudengar gerakan di balik pintu
Aku berbalik menemukan dirimu
Masih terlihat sama tak menua
Saat diriku sudah menjadi wanita renta
Ikutlah denganku, dia berkata
Engkau yang bernama sama seperti Sang Bunda
Yang bernama sama dengan wanita yang dicintaiNya
Kini saatnya kita bersama
Menuntaskan janji yang tertunda? Aku bertanya
Diawabku tanpa kata-kata
Hanya dengan senyum terkulum
Dan pipi belesung